Entri Populer

Senin, 23 Mei 2011

Bersangka Baik Dengan Allah S.W.T

Bersangka Baik Dengan Allah S.W.T.

Assalamualaikum w.b.t.

Salam sejahtera,salam ceria buat pengunjung blog Menimba Ilmu.

DALAM hidup ini Allah sentiasa menguji kita. Ujian Allah pelbagai dan orang yang diuji Allah juga pelbagai. Ada yang diuji Allah dengan musibah seperti kematian orang disayangi, kebakaran, kemalangan, kehilangan, bencana alam dan yang selalu diuji Allah kepada kita ialah dengan mendatangkan sakit.
Tidak seorang pun daripada kita yang hidup di dunia ini terlepas daripada menerima ujian Allah. Yang membezakannya hanya bentuk ujian itu. Ada yang ringan dan ada yang berat ujiannya.

Walau apa saja yang kita alami di dunia ini, ia adalah sunnatullah yang telah ditetapkan menurut hikmah-Nya sebagai cubaan dan ujian. Dalam al-Quran banyak disebut mengenai ujian Allah ini. Dengan kata lain, manusia sentiasa diuji oleh Allah dengan pelbagai bentuk sama ada manusia suka atau tidak Allah tetap mengujinya.

Al-Quran dalam surah Al-Anbiya ayat 35 Allah berfirman yang bermaksud: “Tiap-tiap diri akan merasai mati dan Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cubaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” Dalam surah Al-A’raf ayat 168 pula Allah berfirman yang bermaksud: “Dan, Kami cuba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” Melihat dua firman Allah di atas, jelas bahawa pelbagai penyakit yang menimpa umat Islam itu adalah sebahagian daripada cubaan ataupun ujian Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Sesungguhnya cubaan dan ujian itu adalah sunnatullah yang telah ditetapkan berdasarkan rahmat dan hikmah-Nya, di mana di dalamnya terkandung kebaikan dan rahmat bagi hamba-Nya.

Harus kita ingat bahawa Allah memberikan hidayah dan taufik kepada setiap hamba-Nya dengan jalan yang berbeza-beza. Salah satunya dengan mendatangkan musibah sakit kepada hamba-Nya.

Kita hendaklah sentiasa bersangka baik dengan Allah terutama ketika kita ditimpa musibah sakit atau musibah lain. Ujian sakit yang diberikan-Nya itu tanda kasih sayang-Nya dari Khalik kepada makhluk-Nya. Allah selalu mencintai hamba-Nya yang sabar, ikhlas dan reda. Dan sebagai hamba-Nya yang beriman, kita hendaklah selalu memuji Allah yang tak pernah putus-putus memberi rahmat kepada kita hatta ketika kita sakit.

Sehubungan itu, Rasulullah SAW bersabda yang maksudnya: “Sesungguhnya, besarnya pahala sesuai dengan besarnya cubaan. Sesungguhnya, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa yang reda dengan musibah itu maka baginya keredaan Allah. Dan barang siapa yang marah (tidak reda) dengan musibah berkenaan, maka baginya kemurkaan Allah.” (Hadis riwayat Tirmidzi) Sabda Rasulullah lagi yang maksudnya: “Setiap sesuatu itu mempunyai hakikat dan tidaklah seorang hamba mencapai hakikat iman sehingga dia menyedari musibah yang menimpanya bukan untuk menyalahkannya dan kesalahan yang dilakukannya bukan sebab untuk ditimpakan musibah kepadanya.” Syuraih rahimahullah berkata: “Aku benar-benar ditimpa musibah. Namun aku memuji kerana empat perkara. Aku memuji kerana musibah itu, bukan yang paling kuat, kerana kau dianugerahkan kesabaran menghadapinya. Kerana aku diberi taufik untuk mengucapkan ‘Ina lillahi wa inna ilaihi raji’un’ sehingga aku boleh memohon pahala, dan kerana musibah itu tidak dijadikan pada agamaku.”

Sementara Al Ghazali rahimahullah pula berkata: “Setiap musibah dan penyakit harus digambarkan ada yang lebih besar lagi. Sebab ketetapan Allah tidak boleh dicegah. Sekiranya Allah melipat ganda dan menambahkannya apakah yang boleh menolaknya? Walaupun demikian, dia tetap harus bersyukur kerana hal ini bukan yang paling besar di dunia. Jadi, tidak seorang pun ditimpa musibah, melainkan dia harus melihat hal Allah yang boleh menimpakan musibah yang lebih besar lagi di dunia pun di akhirat.” Sebenarnya ada hikmah bagi orang mukmin bila ditimpa sakit kerana dalam sakit itu terkandung pahala dan keampunan serta sekali gus mengingatkan kepada kita akan kekuasaan dan kebesaran Allah. Dan darjat yang tinggi Allah berikan kepada mereka yang tabah dan sabar dalam menghadapi musibah sakit ini, dengan syarat pesakit tidak melupakan kewajipan solat lima waktu. Betapa pun sakit itu tidak membolehkan kita untuk berdiri atau bersuci, namun kita tidak boleh meninggalkannya hanya atas sebab itu.

Sesungguhnya solat adalah jalan terbaik mendekatkan diri kita dengan Allah, di mana hanya Dia saja tempat untuk kita mohon pertolongan bila ditimpa musibah. Hanya Allah saja yang boleh membantu dan memberikan pertolongan kepada kita.

Sabda Rasulullah yang bermaksud: “Solatlah di atas tanah selama kamu mampu. Jika tidak, cukup kamu memberi isyarat dengan menggerakkan badan dan lakukanlah sujudmu lebih rendah daripada rukukmu.” (Hadis riwayat Thabrani dan disahihkan oleh Al-Albani).

Sementara Allah berfirman dalam al-Quran yang maksudnya: “Bertakwalah kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (Surah At-Taqhaabun ayat 16) Sama ada berat atau ringan sakit yang kita alami, semuanya cubaan dan ujian Allah kepada kita. Tapi kita tidak perlu bersangka buruk terhadap Allah kerana Allah tidak menurunkan sesuatu penyakit itu tanpa ubatnya. Ertinya setiap penyakit yang ada di dunia ini ada ubatnya disediakan oleh Allah. Hanya mati saja tidak ada ubatnya.

Dari Abu Hurairah r.a. dia berkata, Rasulullah bersabda yang bermaksud: “Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan ubatnya.” (Hadis riwayat Al Bukhari) Selain ubat, doa juga penting untuk cepat menyembuhkan penyakit. Berdoa bererti memohon kepada Allah yang Maha Mengetahui penyakit yang kita deritai dan Dia yang Maha Berkuasa dapat menyembuhkannya. Bersungguh-sungguhlah berdoa kepada Allah. Firman Allah dalam al-Quran surah Al-Baqarah ayat 186 yang bermaksud: “Dan apabila hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) mengenai Aku, maka sesungguhnya Aku ini dekat. Aku mengabulkan permintaan orang yang berdoa, jika ia benar-benar memohon pada-Ku.”

Masalah Pendidikan di Indonesia



Peran Pendidikan dalam Pembangunan


Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan. Derap langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Bab ini akan mengkaji mengenai permasalahan pokok pendidikan, dan saling keterkaitan antara pokok tersbut, faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya dan masalah-masalah aktual beserta cara penanggulangannya.

Apa jadinya bila pembangunan di Indonesia tidak dibarengi dengan pembangunan di bidang pendidikan?. Walaupun pembangunan fisiknya baik, tetapi apa gunanya bila moral bangsa terpuruk. Jika hal tersebut terjadi, bidang ekonomi akan bermasalah, karena tiap orang akan korupsi. Sehingga lambat laun akan datang hari dimana negara dan bangsa ini hancur. Oleh karena itu, untuk pencegahannya, pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas dalam pembangunan negeri ini.

Pemerintah dan Solusi Permasalahan Pendidikan


Mengenai masalah pedidikan, perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU Pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten.

Penyelesaian masalah pendidikan tidak semestinya dilakukan secara terpisah-pisah, tetapi harus ditempuh langkah atau tindakan yang sifatnya menyeluruh. Artinya, kita tidak hanya memperhatikan kepada kenaikkan anggaran saja. Sebab percuma saja, jika kualitas Sumber Daya Manusia dan mutu pendidikan di Indonesia masih rendah. Masalah penyelenggaraan Wajib Belajar Sembilan tahun sejatinya masih menjadi PR besar bagi kita. Kenyataan yang dapat kita lihat bahwa banyak di daerah-daerah pinggiran yang tidak memiliki sarana pendidikan yang memadai. Dengan terbengkalainya program wajib belajar sembilan tahun mengakibatkan anak-anak Indonesia masih banyak yang putus sekolah sebelum mereka menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun. Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.

Kondisi ideal dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah tiap anak bisa sekolah minimal hingga tingkat SMA tanpa membedakan status karena itulah hak mereka. Namun hal tersebut sangat sulit untuk direalisasikan pada saat ini. Oleh karena itu, setidaknya setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengenyam dunia pendidikan. Jika mencermati permasalahan di atas, terjadi sebuah ketidakadilan antara si kaya dan si miskin. Seolah sekolah hanya milik orang kaya saja sehingga orang yang kekurangan merasa minder untuk bersekolah dan bergaul dengan mereka. Ditambah lagi publikasi dari sekolah mengenai beasiswa sangatlah minim.

Sekolah-sekolah gratis di Indonesia seharusnya memiliki fasilitas yang memadai, staf pengajar yang berkompetensi, kurikulum yang tepat, dan memiliki sistem administrasi dan birokrasi yang baik dan tidak berbelit-belit. Akan tetapi, pada kenyataannya, sekolah-sekolah gratis adalah sekolah yang terdapat di daerah terpencil yang kumuh dan segala sesuatunya tidak dapat menunjang bangku persekolahan sehingga timbul pertanyaan ,”Benarkah sekolah tersebut gratis? Kalaupun iya, ya wajar karena sangat memprihatinkan.”

Penyelenggaraan Pendidikan yang Berkualitas


”Pendidikan bermutu itu mahal”. Kalimat ini sering muncul untuk menjustifikasi mahalnya biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk mengenyam bangku pendidikan. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi (PT) membuat masyarakat miskin tidak memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Orang miskin tidak boleh sekolah.Untuk masuk TK dan SDN saja saat ini dibutuhkan biaya Rp 500.000, — sampai Rp 1.000.000. Bahkan ada yang memungut di atas Rp 1 juta. Masuk SLTP/SLTA bisa mencapai Rp 1 juta sampai Rp 5 juta.

Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). MBS di Indonesia pada realitanya lebih dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, Komite Sekolah/Dewan Pendidikan yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah Komite Sekolah terbentuk, segala pungutan uang kadang berkedok, “sesuai keputusan Komite Sekolah”.

Namun, pada tingkat implementasinya, ia tidak transparan, karena yang dipilih menjadi pengurus dan anggota Komite Sekolah adalah orang-orang dekat dengan Kepala Sekolah. Akibatnya, Komite Sekolah hanya menjadi legitimator kebijakan Kepala Sekolah, dan MBS pun hanya menjadi legitimasi dari pelepasan tanggung jawab negara terhadap permasalahan pendidikan rakyatnya.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melemparkan tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Perguruan Tinggi Negeri pun berubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Munculnya BHMN dan MBS adalah beberapa contoh kebijakan pendidikan yang kontroversial. BHMN sendiri berdampak pada melambungnya biaya pendidikan di beberapa Perguruan Tinggi favorit.

Privatisasi dan Swastanisasi Sektor Pendidikan


Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sektor yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).

Dalam APBN 2005 hanya 5,82% yang dialokasikan untuk pendidikan. Bandingkan dengan dana untuk membayar hutang yang menguras 25% belanja dalam APBN (www.kau.or.id). Rencana Pemerintah memprivatisasi pendidikan dilegitimasi melalui sejumlah peraturan, seperti Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, RUU Badan Hukum Pendidikan, Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pendidikan Dasar dan Menengah, dan RPP tentang Wajib Belajar. Penguatan pada privatisasi pendidikan itu, misalnya, terlihat dalam Pasal 53 (1) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Dalam pasal itu disebutkan, penyelenggara dan/atau satuan pendidikan formal yang didirikan oleh Pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan.

Seperti halnya perusahaan, sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan. Koordinator LSM Education Network for Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin.

Hal senada dituturkan pengamat ekonomi Revrisond Bawsir. Menurut dia, privatisasi pendidikan merupakan agenda kapitalisme global yang telah dirancang sejak lama oleh negara-negara donor lewat Bank Dunia. Melalui Rancangan Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP), pemerintah berencana memprivatisasi pendidikan. Semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.

Bagi masyarakat tertentu, beberapa PTN yang sekarang berubah status menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN) itu menjadi momok. Jika alasannya bahwa pendidikan bermutu itu harus mahal, maka argumen ini hanya berlaku di Indonesia. Di Jerman, Perancis, Belanda, dan di beberapa negara berkembang lainnya, banyak perguruan tinggi yang bermutu namun biaya pendidikannya rendah. Bahkan beberapa negara ada yang menggratiskan biaya pendidikan.

Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, atau tepatnya, tidak harus murah atau gratis. Tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya? Pemerintahlah sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk cuci tangan.***




Penulis : Muliani


Program Studi Biologi
Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Biologi
Universitas Negeri Bangka Belitung

IBNU SINA dokter pertama di dunia

IBNU SINA dokter pertama di dunia

 
IBNU SINA dokter pertama di dunia
beliau dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Berkas:AvicennaPersian.jpg
Karya Ibnu Sina, fisikawan terbesar Persia abad pertengahan , memainkan peranan penting pada Pembangunan kembali Eropa.
Ibnu Sina, Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا) sering dilatinkan Ibnu Sina adalah seorang Persia, fisikawan, filosofis, dan ilmuwan yang lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak diantaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kedokteran modern.” George Sarton menyebut Ibnu Sina “ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu.” pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, d**enal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Awal Kehidupan
Kehidupannyan d**enal lewat sumber – sumber berkuasa. Suatu autobiografi membahas tiga puluh tahun pertama kehidupannya, dan sisanya didokumentasikan oleh muridnya al-Juzajani, yang juga sekretarisnya dan temannya.
Ibnu Sina lahir pada tahun 370 (H) / 980 (M) di rumah ibunya Afshana, sebuah kota kecil sekarang wilayah Uzbekistan (bagian dari Persia). Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balkh Khorasan, dan pada saat kelahiran putranya dia adalah gubernur suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa, yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada usia 14 tahun.
Ibn Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya / Child prodigy yang telah menghafal Al-Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagan sayur dia mempelajari aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.
Meskipun bermasalah besar pada masalah – masalah metafisika dan pada beberapa tulisan Aristoteles. Sehingga, untuk satu setengah tahun berikutnya, dia juga mempelajari filosofi, dimana dia menghadapi banyak rintangan. pada beberapa penyelidikan yang membingungkan, dia akan meninggalkan buku – bukunya, mengambil air wudhu, lalu pergi ke masjid, dan terus sholat sampai hidayah menyelesaikan kesulitan – kesulitannya. Pada larut malam dia akan melanjutkan kegiatan belajarnya, menstimulasi perasaannya dengan kadangkala segelas susu kambing, dan meskipun dalam mimpinya masalah akan mengikutinya dan memberikan solusinya. Empat puluh kali, dikatakan, dia membaca Metaphysics dari Aristoteles, sampai kata – katanya tertulis dalam ingatannya; tetapi artinya tak d**enal, sampai suatu hari mereka menemukan pencerahan, dari uraian singkat oleh Farabi, yang dibelinya di suatu bookstall seharga tiga dirham. Yang sangat mengagumkan adalah kesenangannya pada penemuan, yang dibuat dengan bantuan yang dia harapkan hanya misteri, yang mempercepat untuk berterima kasih kepada Allah SWT, dan memberikan sedekah atas orang miskin.
Dia mempelajari kedokteran pada usia 16, dan tidak hanya belajar teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan pada orang sakit, melalui perhitungannya sendiri, menemukan metode – metode baru dari perawatan. Anak muda ini memperoleh predikat sebagai seorang fisikawan pada usia 18 tahun dan menemukan bahwa “Kedokteran tidaklah ilmu yang sulit ataupun menjengkelkan, seperti matematika dan metafisika, sehingga saya cepat memperoleh kemajuan; saya menjadi dokter yang sangat baik dan mulai merawat para pasien, menggunakan obat – obat yang sesuai.” Kemasyuran sang fisikawan muda menyebar dengan cepat, dan dia merawat banyak pasien tanpa meminta bayaran.
Pekerjaan pertamanya menjadi fisikawan untuk emir, yang diobatinya dari suatu penyakit yang berbahaya. Majikan Ibnu Sina memberinya hadiah atas hal tersebut dengan memberinya akses ke perpustakaan raja Samanids, pendukung pendidikan dan ilmu. Ketika perpustakaan dihancurkan oleh api tidak lama kemudian, musuh – musuh Ibnu Sina menuduh din oa yang membakarnya, dengan tujuan untuk menyembunyikan sumber pengetahuannya. Sementara itu, Ibnu Sina membantu ayahnya dalam pekerjaannya, tetapi tetap meluangkan waktu untuk menulis beberapa karya paling awalnya.
Ketika Ibnu Sina berusia 22 tahun, ayahnya meninggal.Samanid dynasty menuju keruntuhannya pada Desember 1004. Ibnu Sina menolak pemberian Mahmud of Ghazni, dan menuju kearah Barat ke Urgench di Uzbekistan modern, dimana vizier, dianggap sebagai teman seperguruan, memberinya gaji kecil bulanan. Tetapi gajinya kecil, sehingga Ibnu Sina mengembara dari satu tempat ke tempat lain melalui distrik Nishapur dan Merv ke perbatasan Khorasan, mencari suatu opening untuk bakat – bakatnya. Shams al-Ma’äli Qäbtis, sang dermawan pengatur Dailam, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibn Sina mengharapkan menemukan tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang memberontak. Ibnu Sina sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat Laut Kaspi, Ibnu Sina bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri idmana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang ini ; dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.
sumber: kaskus.us

Karakter Kebijakan Nasional

A. KEBIJAKAN
Kebijakan (policy) seringkali disamakan dengan istilah seperti politik, program, keputusan, undang-undang, aturan, ketentuan-ketentuan, kesepakatan, konvensi, dan rencana strategis.
Sebenarnya dengan adanya definisi yang sama dikalangan pembuat kebijakan, ahli kebijakan, dan masyarakat yang mengetahui tentang hal tersebut tidak akan menjadi sebuah masalah yang kaku. Namun, untuk lebih memperjelasnya bagi semua orang yang akan berkaitan dengan kebijakan, maka alangkah baiknya definisi policy haruslah dipahamkan.
Berikut adalah definisi kebijakan.
United Nations (1975) :
Suatu deklarasi mengenai suatu dasar pedoman bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai aktifitas –aktivitas tertentu atau suatu rencana(Wahab, 1990).
James E. Anderson (1978) :
perilaku dari sejumlah aktor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu (Wahab, 1990).
Prof. Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt :
a standing decision characterized by behavioral consistency and repetitiveness on the part of both those who make it and those who abide by it (Jones, 1997).

B. KEBIJAKAN NEGARA
Kemudian, mengenai definisi kebijakan Negara; dimana hal itu adalah sebuah konsep yang berlaku dalam sebuah negara (nation), maka berikut ini adalah dua definisi tentang kebijakan negara.
W.I Jenkins (1978) :
a set of interrelated decisions taken by a political actor or group of actors concerning the selection of goals and the means of achieving them within a specified situation where these decisions should, in principle, be within the power of these actors to achieve (seperangkat keputusan-kepurusan yang saling berhubungan antar-satu sama lainnya; dibuat oleh para pelaku politik (politisi) atau kelompok politisi menyangkut pemilihan tujuan dan orientasi pencapaian tujuan tersebut dalam situasi khusus dimana keputusan itu berada, secara prinsipil, berada dalam kekuasaan para politisi ini).
Chief J.O Udouji (1981) :
an sanctioned course of action addressed to a particular problem or group of related problems that effect society at large (sebuah rangkaian keputusan dalam hal pelaksanaan yang ditujukan untuk sebagian masalah atau sekelompok masalah-masalah (yang saling berkaitan) dimana seluruh masalah itu mempengaruhi masyarakat banyak).

C. KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Definisi kebijakan pendidikan sebagaimana adanya dapat disimak melalui pernyatan-pernyataan berikut ini.
Carter V. Good (1959) (dalam Imron, 2002:18) menyatakan, Educational policy is judgment, derived from some system of values and some assesment of situational factors, operating within institutionalized adecation as a general plan for guiding decision regarding means of attaining  desired educational objectives.
Pengertian pernyataan di atas adalah, bahwa kebijakan pendidikan adalah suatu penilaian terhadap sistem nilai dan faktor-faktor kebutuhan situasional, yang dioperasikan dalam sebuah lembaga sebagai perencanaan umum untuk panduan dalam mengambil keputusan, agar tujuan pendidikan yang diinginkan bisa dicapai.
Hal menarik lainnya dapat disimak dalam sebuah konstitusi Jepang, yakni Undang-Undang Pendidikan yang ditetapkan pada Tahun 1947. Pokok-pokok undang-undang tersebut adalah i) Prinsip Legalisme, ii) Prinsip Administrasi yang Demokratis, iii) Prinsip Netralitas, iv) Prinsip Penyesuaian dan Penetapan Kondisi Pendidikan, dan v) Prinsip Desentralisasi. (Research and Statistic Planning Division, Ministry of Education, Science, Sports and Culture of Japan, 2000).
Prinsip yang pertama menetapkan bahwa mekanisme pengelolaan diatur dengan undang-undang dan peraturan-peraturan. Sebelum Perang Dunia II masalah pendidikan diputuskan oleh Peraturan Kekaisaran dan pendapat parlemen dan warga negara diabaikan. Namun, setelah reformasi pendidikan pasca perang urusan pendidikan diatur oleh undang-undang dan peraturan di parlemen. Prinsip kedua mengindikasikan bahwa sistem administrasi pendidikan harus dibangun berdasarkan konsensus nasional dan mencerminkan kebutuhan masyarakat dalam membuat formulasi kebijakan pendidikan dan prosesnya. Prinsip ketiga menjamin bahwa kewenangan pendidikan harus independen dan tidak dipengaruhi dan diinterfensi oleh kekuatan politik. Prinsip keempat mengidikasikan bahwa pemegang kewenangan pusat dan lokal mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan kesempatan pendidikan yang sama bagi semua dengan menyediakan fasilitas-fasilitas pendidikan yang cukup untuk mencapai tujuan pendidikan. Prinsip kelima menyatakan bahwa pendidikan harus dikelola berdasarkan otonomi pemerintah lokal karena pendidikan merupakan fungsi dari pemerintah lokal.
   Nah, dapat disimpulakan bahwa kebijakan pendidikan adalah suatu produk yang dijadikan sebagai panduan pengambilan keputusan pendidikan yang legal-netral dan disesuaikan dengan lingkugan hidup pendidikan secara moderat.

D. KRITERIA KEBIJAKAN PENDIDIKAN
            Kebijakan pendidikan memiliki karakteristik yang khusus, yakni:
1.      Memiliki tujuan pendidikan
Kebijakan pendidikan harus memiliki tujuan, namun lebih khusus, bahwa ia harus memiliki tujuan pendidikan yang jelas dan terarah untuk memberikan kontribusi pada pendidikan.
2.      Memenuhi aspek legal-formal
Kebijakan pendidikan tentunya akan diberlakukan, maka perlu adanya pemenuhan atas pra-syarat yang harus dipenuhi agar kebijakan pendidikan itu diakui dan secara sah berlaku untuk sebuah wilayah. Maka, kebijakan pendidikan harus memenuhi syarat konstitusional sesuai dengan hirarki konstitusi yang berlaku di sebuah wilayah hingga ia dapat dinyatakan sah dan resmi berlaku di wilayah tersebut. Sehingga, dapat dimunculkan suatu kebijakan pendidikan yang legitimat.

3.      Memiliki konsep operasional
Kebijakan pendidikan sebagai sebuah panduan yang bersifat umum, tentunya harus mempunyai manfaat operasional agar dapat diimplementasikan dan ini adalah sebuah keharusan untuk memperjelas pencapaian tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Apalagi kebutuhan akan kebijakan pendidikan adalah fungsi pendukung pengambilan keputusan.
4.      Dibuat oleh yang berwenang
Kebijakan pendidikan itu harus dibuat oleh para ahli di bidangnya yang memiliki kewenangan untuk itu, sehingga tak sampai menimbulkan kerusakan pada pendidikan dan lingkungan di luar pendidikan.  Para administrator pendidikan, pengelola lembaga pendidikan dan para politisi yang berkaitan langsung dengan pendidikan adalah unsur minimal pembuat kebijakan pendidikan.
5.      Dapat dievaluasi
Kebijakan pendidikan itu pun tentunya tak luput dari keadaan yang sesungguhnya untuk ditindaklanjuti. Jika baik, maka dipertahankan atau dikembangkan, sedangkan jika mengandung kesalahan, maka harus bisa diperbaiki. Sehingga, kebijakan pendidikan memiliki karakter dapat memungkinkan adanya evaluasi terhadapnya secara mudah dan efektif.
6.      Memiliki sistematika
Kebijakan pendidikan tentunya merupakan sebuah sistem jua, oleh karenanya harus memiliki sistematika yang jelas menyangkut seluruh aspek yang ingin diatur olehnya. Sistematika itu pun dituntut memiliki efektifitas, efisiensi dan sustainabilitas yang tinggi agar kebijakan pendidikan itu tidak bersifat pragmatis, diskriminatif dan rapuh strukturnya akibat serangkaian faktof yang hilang atau saling berbenturan satu sama lainnya. Hal ini harus diperhatikan dengan cermat agar pemberlakuannya kelak tidak menimbulkan kecacatan hukum secara internal. Kemudian, secara eksternal pun kebijakan pendidikan harus bersepadu dengan kebijakan lainnya; kebijakan politik; kebijakan moneter; bahkan kebijakan pendidikan di atasnya atau disamping dan dibawahnya.
E. SIAPAKAH PEMBUAT KEBIJAKAN PENDIDIKAN ?
            Dalam prespektif Halligan, J dan J Power. 1992 dalam buku Political Management in the Nineties dinyatakan bahwa :

...three principle dimensions of policy process in government, expanding on the first model. The three dimensions are:
(i)                   Administrative. Administrators maintain policy. They are primarily concerned that all regulations are complied with. They strive for impartiality, continuity, and procedural correctness. Administrators tend to be conservative, but are generally willing to follow changes in policy once agreed, as their function is to maintain policy. They strive to assure that any change does not upset stability.
(ii)                 Management. Managers launch activities within the frameworks given. Management focuses on implementing changes, and thus are primarily concerned with outputs than regulations and procedures.
(iii)                Political. The political process within the executive is led by politicians, the elected head of government and ministers, who often rely on their senior officials for political guidance. This function is the steering of change. The political process initiates change, gains endorsement for change by attending to numerous interest for and against change.

Sehingga, sebagai kesimpulannya, bahwa para pembuat kebijakan itu adalah; 1) administrator; 2) manajer; 3) politisi yang berada pada posisi masing-masing sesuai dengan kekuasaan dan kewenangan mereka dalam bidang yang mereka tanggungjawabi.
Para administrator itu akan memberikan program-program yang dirancangnya dari konsep hingga praktis; manajer akan menjabarkan program-program itu dengan pengembangan yang teknis; dan para politisi akan merancang gerakan kebijakan yang mampu mewujudkan perubahan signifikan dalam konteks jangka panjang (long-term) yang mengatur program-program pada tingkatan struktur politik di daerah tempat program-program tersebut diselenggarakan.



E. ANATOMI KEBIJAKAN PENDIDIKAN INDONESIA
Pada dasarnya, bahwa kebijakan pemerintah Indonesia 2004-2009--yang memiliki orientasi basis ekonomi sesuai dengan Rencana Strategis Pendidikan Nasional 2005-2009--mengacu pada amanat UUD 1945, amandemen ke–4 pasal 31 tentang Pendidikan; Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/2001 tentang Visi Indonesia Masa Depan; Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas); Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen; PP Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; PP Nomor 21 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja dan Anggara Kementerian/Lembaga, dan PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Setiap kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan akan berdampak pada pengambilan keputusan oleh para pembuat kebijakan dalam bidang pendidikan; baik di tingkat makro (masional); tingkat messo (daerah); dan tingkat mikro (satuan pendidikan).
Keberadaan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)-Republik Indonesia (RI) sebagai sebuah lembaga negara yang memiliki kewenangan untuk membuat sebuah kebijakan paling tinggi di Indonesia tentunya sangat memperngaruhi eksistensi dan prosesi pendidikan yang diharapkan memiliki standar mutu yang layak di dalam lingkungan masyarakat dalam negeri dan luar negeri. Kemudian keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), dan Pemerintah Pusat yang dipimpin oleh Presiden—eksekutif nomor satu yang dibantu oleh Wakil Presiden; jajaran Kementerian; dan jajaran badan/lembaga kelengkapan eksekutif negara---adalah para pembuat kebijakanyang bisa mempengaruhi dunia pendidikan Indonesia.
Namun, khususnya pada tingkat makro, para pengambil keputusan khusus masalah pendidikan di tingkat DPR RI adalah Komisi X DPR RI Presiden RI, dan Menteri Pendidikan Nasional RI (pemimpin Departemen Pendidikan Nasional).Sehingga, segala bentuk kebijakan pendidikan nasional yang dihasilkan oleh ketiga elemen ini akan mempengaruhi kebijakan pendidikan di seluruh daerah dan seluruh satuan pendidikan di Indonesia.
Adapun, dengan peran pengambil kebijakan yang bisa mempengaruhi masalah pendidikan di tingkat daerah ialah DPRD dan Pemerintah Daerah (Pemda). Khususnya dalam masalah pendidikan, posisi Komisi E di DPRD dan Dinas Pendidikan di Pemda sangatlah berperan untuk memfasilitasi adanya pemberlakuan kebijakan pendidikan di tingkat daerahnya masing-masing yang didasari oleh peraturan perundang-undangan dari hasil permusyawaratan policy maker nasional.
Akhirnya, keberadaan satuan pendidikan pun tak kalah pentingnya untuk membuat kebijakan pendidikan yang akan mempengaruhi fenomena pendidikan yang berlangsung di satuan pendidikannya masing-masing.
Berikut ini adalah ilustrasi berupa bagan tentang anatomi kebijakan pendidkan nasional berdasarkan kajian terhadap data Renstra Pendidikan Nasional 2005-2009 dan aspek empirik yang tengah berlangsung saat ini di Indonesia dengan konsentrasi khusus untuk pengaturan pendidikan dasar dan menengah (lihat di kiri atas; klik untuk resolusi besar).

Ilmu itu Cahaya (Peringatan Buat Diri)

Ilmu Itu Cahaya ( Peringatan Buat Diri )

| Friday, March 26, 2010
Al Quran diturunkan kepada manusia agar mereka berfikir akan maksud yang disampaikan, menghayati segala perintah al Quran yang begitu menggegarkan jiwa. Begitu jelas firman Allah yang pertama diturunkan kepada Rasulullah salallahualaihi wasalam berbunyi ; “Iqraa’”, bermaksud; Bacalah. Lalu, bagaimana kita menjadi umat yang diturunkan padanya satu surah yang memerintah untuk ‘membaca’, tetapi kita malas membaca, atau malas menggunakan kaedah-kaedah lain untuk meningkatkan pengetahuan? Menurut Dr. Raghib as Sarjani, membaca itu bukan hobi semata-mata tetapi merupakan kewajipan setiap manusia. Kerana itu, tidak wajar seorang manusia berkata; “Saya tidak minat membaca” atau “Hobi saya membaca”. Bukankah perutusan Jibril alaihissalam yang pertama kepada Muhammad salallahualaihi wasalam berbunyi Iqra’? Peristiwa ini memberikan sejumlah ibrah kepada umat Islam supaya menjadi umat yang ‘membaca’, dalam erti kata lain meningkatkan pengetahuan kerana Jibril tidak akan membacakan sesuatu ‘kitab’ untuk kita.

Untuk membuktikan kepentingan membaca itu, Rasulullah salallahualaihi wasalam sendiri pernah mengarahkan tawanan-tawanan musyrikin di perang Badar mengajarkan umat Islam ‘membaca’. Hal ini menunjukkan kaedah-kaedah mencapai ilmu, sangat ditekankan oleh Rasulullah salallahualaihi wasalam. Lafaz perintah yang ada pada kalimah - ( Iqra’ ) itu mengkehendaki kepada umatnya agar bersikap konsisten dalam sesuatu perkara yang tidak dianggap remeh. Topik ‘membaca’ atau ‘menuntut ilmu’ bukanlah perkara yang besar bagi penuntut-penuntut di al Azhar kerana masing-masing faham dan tahu keutamaan ilmu kepada manusia, malah mampu mengumpulkan seberapa banyak dalil mengenai kelebihannya. Tetapi, yang menjadi isu besarnya ialah ‘usaha’ dan kesungguhan.

Perhatikan ayat ini yang menggambarkan maha teliti Allah dalam menghasilkan karya cipta-Nya ;

تَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ

“Dan engkau melihat gunung-ganang lalu menyangkanya tetap membeku, padahal ia bergerak cepat seperti bergeraknya awan; demikianlah perbuatan Allah yang telah membuat tiap-tiap sesuatu dengan begitu teliti (rapi). Sesungguhnya Dia (Allah)amat mendalam pengetahuan-Nya akan apa yang kamu lakukan” – an Naml:88, al Quranul Karim.

Manakala hadith yang diriwayatkan oleh Bazzar di dalam musnadnya, Nabi Muhammad salallahualaihi wasalam bersabda;

إن الله يحب أحدكم إذا عمل عملا ان يتقنه

[ Sesungguhnya Allah menyukai seseorang yang apabila melaksanakan sesuatu pekerjaan, dilaksanakannya dengan tekun ]

Dalam satu peristiwa perang Uhud, Rasulullah salallahualaihi wasalam turut mengajarkan kepada tentera-tentera Islam yang ditugaskan untuk memanah tentera musyrikin agar bersungguh-sungguh (tekun) menuruti strategi Baginda. Perintah Baginda salallahualaihi wasalam kepada mereka ;

لا تتركوا أماكنكم ولو رأيتم الطيور تتخطف

[ Jangan kamu tinggalkan tempat kamu sekalipun kamu telah melihat burung-burung datang menyambar kami ]


Ilmu pengetahuan yang mantap, mustahil dimiliki dengan jampi serapah, summon, tangkal atau apa jua perkara khurafat yang bertujuan untuk mencapai sesuatu dengan jalan mudah. Tetapi ia merupakan anugerah Allah Taala yang diperolehi dengan usaha dan ketekunan, tidak kira sama ada anda menadah kitab di hadapan masyaheikh ataupun memuat-turun sesi kuliah mereka di sesawang dunia tanpa sempadan (internet). Imam Syafie rahimahuLlah dalam syairnya telah menggariskan syarat-syarat untuk menuntut ilmu sebagai berikut:

أخي لن تنال العلم الا بسته ؛ ذكاء وحرص واجتهاد وبلغة وصحبة استاذ وطول زمان

[ Saudaraku, kamu sekali-kali tidak berupaya mencapai ilmu kecuali dengan enam perkara ; cerdik, aktif mencari ilmu, tekun berusaha, kehidupan yang memadai, mengakrabi ustaz (ilmuan) dan masa yang panjang ]

Peluang untuk meningkatkan prestasi bermaklumat dan mencipta budaya akademik dengan menghadiri kuliah-kuliah pengajian, begitu terbentang luas di bumi al Azhar. Tokoh al Quran, Luqman al Hakim pernah berpesan kepada anaknya;

يا بني جالس العلماء وزاحمهم بركبتيك، فإن القلوب تحيا بالعلم كما تحيا الأرض الميتة بوابل المطر

[ Wahai anakanda, hadirlah ke majlis-majlis para ulama’ dan lazimilah duduk bersama mereka (mendengar pengajian) kerana sesungguhnya hati sanubari itu akan hidup dan sihat dengan ilmu pengetahuan seperti suburnya tanah yang disirami air hujan ] Dr. Yusuf al Qardhawi: 55, al Fatwaa bayna Indibadh wa at Tasayyub. Maktabah al Islami, Beirut, cetakan kedua 1995.

Pergi ke kuliah, hadir ke kelas bimbingan ,membuat ulangkaji, menjauhi maksiat, disiplin diri yang ketat serta menyampaikan pengetahuan tersebut kepada orang lain adalah antara agenda yang mesti ditunaikan sebagai penuntut ilmu. Kesemua itu adalah amanah yang kita maklumi sebagai mahasiswa Muslim yang beriman dengan Allah Taala. Rela atau tidak, seluruh masyarakat Malaysia menganggap kita sebagai ulama’, mufti, ustaz atau tempat rujukan pada perkara-perkara agama. Perhatikan hadith ini ;

العلماء أمناء الله فى خلقه

[ Para ulama adalah orang-orang kepercayaan Allah di kalangan makhluk-Nya ] – al Qurthubi dan Ibn ‘Asakir daripada Anas di sahihkan Imam as Suyuti (al-Fath al-Kabir,2:251), kitab kuliah al Azhar.

Jika tumpuan kita di bumi al Azhar lebih banyak leka daripada tekunnya, lebih banyak lena dari celiknya, kitalah bahan ‘fitnah’ ke atas institusi al Azhar. Hal ini disentuh oleh Ustaz Hairul Nizam b. Mat Hussain, mantan Presiden PMRAM sebagai punca kepincangan yang berlaku pada mentaliti mahasiswa Al Azhar hari ini ;

a) Tidak menjiwai konsep ulama’ pewaris Nabi.
b) Belajar semata-mata untuk menduduki dewan peperiksaan.
c) Tidak mempunyai misi untuk memperbaiki kefahaman masyarakat terhadap Islam.
d) Tidak bersungguh menguasai ilmu.

Kita terpaksa menyedari bahawa Universiti al Azhar terpaksa menyediakan satu sistem pengajian yang tidak mampu memberikan kesemua kepakaran ilmu di ruang-ruang sesi perkuliahan. Ini kerana, hakikat ilmu Islam begitu luas dan tidak akan mampu diterokai sehabis-habisnya sekalipun dengan masa yang lama. Allah Taala berfirman ;

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمَاتِ رَبِّي لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّي وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَدًا

“Katakanlah (wahai Muhammad) jika lautan itu tinta untuk tulisan kalimah Tuhanku, nescaya keringlah lautan itu sebelum habis kalimah Tuhanku ditulis, walaupun dibekalkan lagi seumpamanya.” - (al-Kahf: 109).

Rumusan mengenai ayat di atas menunjukkan betapa maha luasnya ilmu Allah Taala. Walaupun begitu, Allah Taala tidak memerintahkan kepada hamba-Nya untuk bersikap malas meningkatkan ilmu. Inilah apa yang dikesalkan, dalam keadaan kita menyedari hakikat betapa susahnya bagi seorang Azhari menguasai kesemua ilmu-ilmu Islam. Tiba-tiba kita mudah bertemu dengan kelompok yang begitu banyak istirehat, sangat berlebihan di atas tilam, bersangatan di hadapan komputer dengan perkara-perkara yang membuang masa dan menjadikan agenda penguasaan ilmu sebagai agenda “jarang-jarang”. Sedari tanggungjawab pemegang ilmu Islam di hadapan Allah, adalah sebagai kubu pertahanan agama-Nya. Hal ini sepatutnya menimbulkan rasa takut yang terbit dari hati dan seterusnya mengawal diri dari bersikap cuai dan cemar.

Berusaha & Berdoa & Bertawakkal Untuk Berjaya

Kita sebenarnya sangat beruntung kerana berpeluang berada di sebuah institusi yang begitu tersohor menghasilkan para murabbi, para mujaddid, para mufakkir, sasterawan Islam prolifik dan sejumlah besar cendikiawan yang mahir di setiap disiplin ilmu dengan semangat yang berkobar-kobar memperjuangkan agama Islam. Walaupun dalam usaha untuk mencapai level seumpama ‘mereka’ kita bakal menghadapi 1001 macam kesukaran, namun untuk mara meneruskan survival ilmu di al Azhar tidak pernah berhenti. Kerana di dalam Islam, tidak ada pepatah Melayu seperti ;

“..Untung sabut timbul, untung batu tenggelam..”

“..Malang tak boleh ditolak, mujur tak boleh diraih..”

“..Belajar tinggi-tinggi, akhirnya kupas bawang juga..”

“..Ulat dalam batupun boleh cari rezeki..”, dan yang seumpama lafaznya untuk kita bersedia dengan sikap statik pada tahap kemampuan yang ada. Hakikatnya, kita diwajibkan menggunakan seluruh pancaindera dan berusaha menggunakan kebolehan yang dikurniakan Allah kepada kita, tanpa kita lupa untuk berdoa, memohon dan berserah kepada-Nya . Allah Taala berfirman ;

إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” – ar Ra’du:11, al Quranul Karim.

Mengerahkan Ilmu Untuk Amal Ijtima’ie

Secara sainsnya, pelita tidak akan bercahaya jika tidak dibakar. Cahaya pelita pula akan malap dan padam jika ia dibakar ditempat bilik terkunci tanpa udara. Demikian juga hakikatnya ilmu, ilmu itu diiktiraf sebagai cahaya apabila ia memberi manfaat kepada orang lain. Tetapi, ilmu itu akan malap jika fungsinya digerakkan hanya pada ruang lingkupnya sahaja. Ada hadith berbunyi ;

العلماء مصابيح الارض وخلفاء الانبياء وورثتي وورثة الانبياء

[ Para ulama adalah pelita-pelita bagi bumi, khalifah(pengganti) para nabi, pewarisku dan pewaris para Nabi ].

“Cahaya, pelita-pelita di bumi”, bukannya cahaya pelita-pelita di dalam rumah atau pelita-pelita yang tersimpan menunggu malam tujuh likur baru dinyalakan. Selain kebolehan untuk menyampaikan ilmu, memiliki pengetahuan yang luas dan bijak, kita perlu berkebolehan untuk bersosialisasi dengan baik bersama masyarakat. Untuk merealisasikan tujuan dan amanah yang maha berat ini (mewarisi tugas dakwah para Rasul), tidak ada cara dan jalan yang lebih sempurna melainkan dengan menggabungkan diri dalam jamaah (organisasi). Keutamaan berjamaah ini pernah ditekankan oleh Dr. Yusuf al Qardhawi dalam usaha memenuhi kerangka dakwah secara menyeluruh.

Dalam pada yang sama, kita tidak dapat menafikan bahawa kecemerlangan akademik merupakan kayu ukur penilaian masyarakat terhadap seseorang dan ia juga merupakan wasilah untuk meneruskan pengajian ke peringkat yang lebih tinggi. Bahkan dalam sesetengah keadaan, dakwah kita mungkin dipertikaikan tanpa memiliki pencapaian akademik yang meyakinkan. Justeru, amanah menuntut ilmu ini perlu dilunaskan sebaik mungkin. Walau bagaimanapun ia bukanlah pengukur yang tepat kepada nilai seorang manusia bermula dari janin bayi, sehingga ke liang lahad. Rasulullah salallahualaihi wasalam bersabda ;

خير الناس انفعهم للناس

[ Sebaik-baik manusia adalah mereka yang member manfaat kepada manusia ] Lihat hadith no:6662 di dalam Shohih al Jami’e.

Allah Taala pula berfirman:

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَهَاجَرُوا وَجَاهَدُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ أَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللَّهِ وَأُوْلَئِكَ هُمْ الْفَائِزُونَ

“Adakah kalian menyamatarakan (nilai kebaikan) antara orang yang memberi minum orang-orang berhaji serta memakrnurkan Masjid al Haram dengan orang-orang yang beriman dengan Allah dan hari akhirat dan mereka berjihad di jalan Allah? Tidak sama (sesungguhnya nilai antara keduanya) di sisi Allah. Allah tidak memberi petunjuk terhadap kaurn yang zalirn. Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan nyawa mereka di sisi Allah lebih tinggi darjat mereka dari orang lain. Mereka itulah orang-orang yang Berjaya” - (Surah at-Taubah: ayat 19 - 20)

Kerana itu kita tidak harus alpa bahawa kecemerlangan akademik perlu seiring dengan kecemerlangan syakhsiah kerana kecemerlangan akademik hanyalah wasilah, sedangkan keredhaan Allah Taala itulah matlamat utama. Kata Ibnu Mas‘ud Radhiallahu ‘anhu :

ليس العلم بكثرة الحديث، ولكن العلم بالخشية

[ Ilmu bukanlah dengan banyak cakap, tetapi ilmu itu membawa takut (kepada Allah)].

Kata Imam al Qurtubi rahimahullah pula;

إنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء - يعني بالعلماء يخافون قدرته، فمن علم أنه عز وجل قدير أيقن بمعاقبته على المعصية

[ ((Sesungguhnya yang takutkan Allah itu di kalangan hamba-Nya ialah para Ulama’)) - surah al Fatir: 28, Yang dimaksudkan ulama di sini ialah mereka yang takutkan kekuasaan Allah. Oleh sebab itu, siapa yang mengetahui bahawa Allah itu Maha Berkuasa, dia juga akan meyakini bahawa Allah berupaya untuk menimpakan balasan seksa kepada pelaku-pelaku maksiat ].

Bukan sukar untuk melahirkan pakar-pakar atau orang-orang yang berilmu, tetapi yang susah itu untuk kita melihat para ilmuan yang memiliki sifat amanah dengan ilmu kerana takutkan Allah. Lihat sahaja berapa banyak institusi ilmu telah dibangunkan? Berapa ramai graduan - di seluruh dunia - yang telah menerima ijazah mereka? Namun dunia masih dicemari kebiadaban dan kebuasan. Siapa yang melakukan perkara ini? Orang lekehkah? Orang buta hurufkah? Adakah dilakukan oleh pengamal-pengamal rasuah yang tidak bersekolah? Atau perompak-perompak yang tidak tahu membaca surat khabar? Fikirkan.

قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُوا الأَلْبَابِ

“Adakah sama orang yang berilmu pengetahuan dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan? Hanya orang yang menerima peringatan ialah orang yang berakal.” Surah az-Zumar : ayat 9 - Qutuz'slegacy

Sumber : PMRAM

membuat perangkap nyamuk sederhana


Nyamuk siapa sih yang engga kesel, gangguin molo waktu kita tidur ato lagi enak enak ngeblog di ganggu nyamuk, banyak sebenarnya solusi untuk mengatasi masalah nyamuk, namun kita coba dengan TTG (teknologi tepat guna) yang aman untuk mengatasi masalah nyamuk ini,
Siapkan dulu:
- Botol plastik bekas ukuran 1,5 liter.
- 200 ml air
- 50 gram gula merah
- 1 gram ragi (beli di toko makanan kesehatan, warung, atau pasar)
bangaimana membuatnya?
1. Potong botol plastik di tengah. Simpan bagian atas/mulut botol.
2. Campur gula merah dengan air panas. Biarkan hingga dingin dan kemudian tuangkan di separuh bagian potongan bawah botol.
3. Tambahkan ragi. Tidak perlu diaduk. Ini akan menghasilkan karbon-dioksida
4. Pasang/masukkan potongan botol bagian atas dengan posisi terbalik seperti corong.
5. Bungkus botol dengan sesuatu yang berwarna hitam, kecuali bagian atas, dan diletakkan di beberapa sudut rumah Anda.
nah dalam dua minggu anda akan laihat nyamuk2 terperangkap ke dalam botol, dan bagaimana penejelasan ilmiah tentang ini?
Pertama , nyamuk suka karbon dioksida atau CO2 ,Kedua gula merah dan ragi akan menghasilkan CO2, Ketiga  itulah mengapa nyamuk datang
Sumber: dari orang dinas kesehatan semarang, lupa namane dan kaskus

kisah nyata seorang pemuda dari arab

Kisah Nyata Seorang Pemuda Arab yang Menimba Ilmu di Amerika - Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya. Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika, ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam. Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan. Namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, “Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini.”
Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, “Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.” Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta, “Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim?” Pendeta itu menjawab, “Dari tanda yang terdapat di wajahmu.” Kemudian ia beranjak hendak keluar. Namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut.
Sang pendeta berkata, “Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.” Si pemuda tersenyum dan berkata, “Silahkan!”
Sang pendeta pun mulai bertanya,
1 Sebutkan satu yang tiada duanya,
2 dua yang tiada tiganya,
3 tiga yang tiada empatnya,
4 empat yang tiada limanya,
5 lima yang tiada enamnya,
6 enam yang tiada tujuhnya,
7 tujuh yang tiada delapannya,
8 delapan yang tiada sembilannya,
9 sembilan yang tiada sepuluhnya,
10 sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
11 sebelas yang tiada dua belasnya,
12 dua belas yang tiada tiga belasnya,
13 tiga belas yang tiada empat belasnya.
14 Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15 Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16 Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
17 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya?
18 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
19 Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api?
20 Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?
21 Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22 Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun,setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?”
Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu ter-senyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
* Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
* Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang.
Allah SWT berfirman,
“Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tan-da (kebesaran kami).”
(Al-Isra’: 12).

* Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh.
* Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur’an.
* Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
* Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ketika Allah SWT menciptakan makhluk.
* Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, “Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.” (Al-Mulk: 3).
* Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah SWT berfirman, “Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat men-junjung ‘Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka.” (Al-Haqah: 17).
* Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang dan *
* Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah kebaikan. Allah SWT berfirman, “Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.” (Al-An’am: 160).
* Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf .
* Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu’jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, “Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, ‘Pukullah batu itu dengan tongkatmu.’ Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.” (Al-Baqarah: 60).
* Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
* Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, “Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.” (At-Takwir: 18).
* Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
* Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Yusuf , yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, “Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.” Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka,” tak ada cercaaan ter-hadap kalian.” Dan ayah mereka Ya’qub berkata, “Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
* Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai.” (Luqman: 19).
* Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
* Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, “Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim.” (Al-Anbiya’: 69).
* Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
* Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, “Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.” (Yusuf: 28).
* Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mendengar jawaban pemuda muslim tersebut. Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu
pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, “Apakah kunci surga itu?”
Mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.

Mereka berkata, “Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab, sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!”
Pendeta tersebut berkata, “Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah.” Mereka menjawab, “Kami akan jamin keselamatan anda.”
Sang pendeta pun berkata, “Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa anna Muhammadar Rasulullah.”
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang
bertakwa.

yang perlu diketahui tentang SAINS

Sains adalah kuantitatif. Sains tidak hanya bicara tentang Bumi yang mengelilingi Matahari, melainkan juga periode orbit, jarak rata-rata, perihelion dan aphelion, serta parameter fisik lain yang sifatnya terukur. Seseorang boleh saja datang dan mengajukan teori Geosentris, tapi ia tidak boleh mengatakan bahwa teorinya berasal, entah dari “wangsit” atau berdasarkan pemahaman terhadap isi kitab suci tertentu. Yang harus dilakukannya adalah menunjukkan data kuantitatif yang dapat dikonfirmasi melalui penelitian berdasarkan metodologi ilmiah (kalau benar Matahari yang mengelilingi Bumi, maka dalam jarak berapakah ia mengorbit, berapa lamakah periode orbitnya, dan yang paling penting, darimana angka-angka itu diperoleh?)
Sains bukan sekedar kumpulan fakta. Sains tidak semata-mata hafalan tentang urut-urutan planet, struktur atom, klasifikasi organisme hidup, atau semacamnya. Sains juga mencakup konsep yang tidak bisa dijelaskan dalam bahasa sehari-hari. Sebagian konsep sains harus dijabarkan dalam “bahasa” matematis; sebagian lagi melalui permodelan yang mungkin tidak relevan dengan hal-hal yang biasa kita jumpai dalam “dunia nyata”. Pemahaman yang mendalam tentang sains tidak bisa diperoleh hanya dari membaca buku-buku atau menelusuri situs-situs web tentang pengetahuan populer, melainkan harus melalui jalur akademik.
Sains adalah proses. Asal kata sains adalah “scire”, bahasa Latin yang artinya “untuk mengetahui”. Sementara ensiklopedia mendefinisikan sains sebagai studi sistematis terhadap apapun yang bisa dipelajari, diuji, dan dibuktikan. Dengan demikian, bicara tentang sains berarti bicara tentang proses, bukannya hasil. Fakta-fakta sains yang kita kenal sebenarnya adalah produk sains, bukannya sains itu sendiri.
Sains adalah kerja nyata. Para saintis tidak bekerja dengan hanya membaca buku-buku, lantas langsung meloncat ke kesimpulan dengan melahirkan teori baru. Setiap produk sains lahir setelah melalui eksperimen dan observasi yang memakan waktu lama, baik di laboratorium maupun lembaga penelitian, dan setelah melalui proses pengujian, pembuktian, hingga koreksi oleh mereka yang benar-benar berkompeten dalam disiplin ilmunya. Mengajukan suatu teori — katakanlah teori Geosentris — dengan hanya berdasar pada ayat-ayat kitab suci, apalagi tanpa latar belakang keilmuan yang sesuai, sama sekali bertentangan dengan prinsip sains.
Sains itu universal. Yang disebut-sebut sebagai “sains Islami” itu sebenarnya tidak ada. Nuff said.

anak jalanan

Fenomena Anak Jalanan
Oleh: Yamin Setiawan

"Jreng... jreng... 100 pak..."
"Plok... plok... cepek mas..."

Fenomena diatas sering kita jumpai di jalan-jalan... di perempatan jalan... di pemberhentian lampu lalu lintas. Kita sering menyebut mereka sebagai pengamen atau anak jalanan. Apakah sebenarnya definisi anak jalanan?
Menurut departemen sosial, seseorang akan dikatakan anak jalanan bila:
  1. Berumur dibawah 18 tahun
  2. Berada dijalan lebih dari 6 jam sehari, 6 hari seminggu
Apa yang kita lihat sekarang dijalan-jalan? Apakah sudah memenuhi kriteria sebagai anak jalanan? Ada berapa type anak jalanan?
Anak-anak jalanan mempunyai type:

  1. Anak jalanan yang masih memiliki dan tinggal dengan orang tua.
  2. Anak jalanan yang masih memiliki orang tua tapi tidak tinggal dengan orang tua.
  3. Anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua tapi tinggal dengan keluarga.
  4. Anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua dan tidak tinggal dengan keluarga.
Mengapa mereka tetap menjadi anak jalanan?
Banyak penampungan, rumah singgah dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang mengurus masalah anak jalanan, tapi anak-anak jalanan makin banyak dan malah berkembang semakin pesat. Yang sudah di sekolahkan malah keluar dari sekolahnya serta kembali menjadi pengamen dan peminta-minta. Menurut teori reinforcement: "sesuatu yang menyenangkan akan selalu diulang, sesuatu yang tidak menyenangkan akan dihindari". Mereka menganggap sekolah adalah sesuatu yang tidak menyenangkan (punishment) dan dengan mengamen / meminta-minta di jalan adalah sesuatu yang menyenangkan (reward) karena akan mendapatkan banyak uang untuk bersenang-senang. Apalagi sekarang ini menjadi anak jalanan adalah sesuatu yang "TOP", mereka diundang dan dapat bersalaman dengan presiden pada hari kemerdekaan / hari anak-anak / hari khusus lainnya, itu adalah sesuatu reinforcement yang hebat. Bagaimanakah anak-anak jalanan itu menurut teori psikoanalisis?
Menurut teori Sigmund Freud, manusia memiliki Id, Ego dan Superego. Id adalah keinginan / hasrat badaniah manusia, misalnya ingin makan, ingin minum, hasrat sex, dll. Ego mengadakan kontak dengan dunia realitas yang ada diluar dirinya, mengatur kepribadian, tempat kedudukan intelegensi dan rasionalitas. Superego merupakan kode moral seseorang, yang memberikan larangan-larangan bila dianggap tidak benar. Manusia dianggap ideal bila memiliki Id, Ego dan Superego yang sama besar, yang seimbang. Anak-anak jalanan memiliki Id yang lebih besar dari pada Superego. Ini terbentuk karena tidak adanya didikan, sopan santun dan tata krama dari orang tua. Seorang anak akan dimarahi dan diperingati oleh orang tua mereka bila makan sambil jalan sehingga superego mereka akan terbentuk (bahwa makan sambil jalan itu adalah sesuatu yang tidak benar) tetapi seorang anak jalanan tidak pernah ada yang memperingati mereka bila mereka kencing sambil berjalan sekalipun.
Dulu sering kita melihat anak-anak jalanan mencoret mobil bila tidak diberi uang, kenapa mereka mempunyai keberanian seperti itu?
Menurut teori share responsibility, seseorang akan lebih berani melakukan sesuatu bila bersama-sama dengan kelompoknya. Seorang cewek tidak akan berani melakukan sesuatu bila ada cowok yang lewat, tapi bila dia berada didalam suatu kelompok, dia akan berani bersiul dan mungkin akan berseru: "Cowok... godain kita dong.." Bila seseorang berada didalam kelompok, rasa tanggung jawab, mereka pikul bersama-sama.
Bagaimana kita melihat fenomena anak jalanan sekarang ini? Bagaimana penanggulangannya? Apakah itu urusan pemerintah? Ataukah kita sebagai masyarakat juga ikut bertanggung jawab dalam masalah ini?

bahasa tubuh wanita yang membuat lelaki tergoda

Godaan. Ia bagai suatu permainan 'dikejar dan mengejar'. Tetapi adakah ia tertakluk kepada kaum lelaki sahaja untuk menggoda wanita yang diminatinya? Apakah yang perlu dilakukan oleh seorang wanita bagi menarik perhatian lelaki yang disukainya? Sebenarnya, ia agak mudah. Hanya bergantung kepada bahasa gerak tubuh anda.
1. Memusing kepala & menguak rambut
Ini merupakan suatu 'pergerakan yang menggoda' apabila seorang wanita berada berhampiran lelaki yang disukainya. Kepala digerak ke belakang sambil tangan menguak rambut daripada muka atau bahu. Pergerakan ini menunjukkan anda mengambil berat akan diri si jejaka dan ia juga mendedahkan bahagian ketiak anda, merembeskan haruman. Mmm...
2. Muncung, basahkan bibir & buka sedikit mulut
Bibir tebal nampak lebih menarik kerana ia berbeza daripada bentuk bibir lelaki. Memuncungkan bibir menambahkan lagi 'godaan bibir'. Sebab itulah, lelaki berpendapat gincu bibir merah paling menarik.

3. Sedikit sentuhan tubuh
Wanita mempunyai lebih banyak sensor saraf berbanding lelaki, membuatkan mereka begitu sensitif kepada sentuhan. Lelaki mendapati gerakan tubuh wanita seperti meraba-raba dirinya sendiri iaitu pada bahagian paha, tengkuk atau leher adalah sesuatu yang seksi. Lebih-lebih lagi, sekiranya seorang wanita itu menghampirinya sambil menyentuh tangan, bahu atau bahagian badan si jejaka.
4. Jelingan atas bahu yang terangkat
Bahu yang terangkat menonjolkan bentuk bulat dan lenggok tubuh wanita. Maka biasakan menjeling ke belakan. Renung mata si jejaka seketika sebelum memandang ke arah lain atau ke bawah. Renungan itu cukup untuk memberitahu bahawa anda berminat untuk mengenalinya. Kajian menunjukkan kebanyakan lelaki tidak sedar akan renungan pertama si gadis, maka anda perlu mengulanginya beberapa kali. Si dia tertarik? Ambil peluang tersebut untuk mengangkat kening sambil membesarkan mata untuk mengesahkan renungan anda hanya untuk si dia.
5. Usap objek bulat
Mengusap sebarang objek berbentuk bulat adalah suatu pergerakan luar sedar yang mencerminkan pemikiran anda. Contohnya, apabila anda mengusap keliling gelas minuman anda, si jejaka secara simboliknya akan cuba memiliki anda sehinggakan dia sendiri dilihat mengusap-usap kunci kereta atau apa sahaja barang miliknya yang berada berdekatannya.
6. Jengketkan pinggul anda
Bukti perubatan menunjukkan wanita yang subur mempunyai julat (ukuran panjang) pinggang ke pinggul 70% (ukuran pinggang adalah 70% lilitan pinggul), ia adalah bentuk gitar dan dalam sejarah, julat ini terbukti sebagai faktor tarikan seks paling dramatik! Jangan berputus asa jika anda tidak memiliki julat ideal ini. Jengket atau naikkan sebelah pinggul untuk mendapatkan kesan yang serupa.
7. Lenggokkan pinggul anda
Wanita mempunyai pinggul dan ruang di antara kaki yang lebih lebar berbanding lelaki. Ini bermakna, apabila seorang wanita itu berjalan, dia menampilkan lenggok yang menonjolkan bahagian punggung. Lelaki tidak boleh berjalan begini sebab itulah lenggok wanita merupakan ciri perbezaan seks paling menonjol. Lelaki pula mudah terangsang akan lenggok jalan wanita paling menggoda.
8. Dedahkan pergelangan tangan
Wanita yang berminat dengan seorang lelaki akan secara tidak sengaja mendedahkan bahagian kulit paling lembut lagi licin iaitu pergelangan tangannya kepada jejaka tersebut. Dan wanita ini akan sengaja mengulanginya berkali-kali dan menunjukkan rangsangan tarikan yang meningkat. Mungkin sebab itu, wanita digalakkan menyembur pewangi pada bahagian ini.
9. Kekalkan minat si dia
Kajian menunjukkan kebanyakan lelaki bimbang untuk menyentuh beg tangan wanita, apatah lagi membukanya. Ia dianggap barangan peribadi, ibarat cerminan tubuh anda. Maka, ia menjadi suatu petanda kuat apabila anda meletak beg tangan di sebelah si jejaka yang anda minati. Dengan cara ini, dia boleh melihat atau menyentuhnya sebagai satu cara untuk menunjukkan minat anda.
10. Halakan lutut ke arah si dia
Silangkan kaki sambil lutut di atas dihalakan ke arah lelaki yang anda minati. Ini merupakan kedudukan paling santai. Anda bebas berbual sambil memberi peluang untuk mendedahkan sedikit paha secara tidak sengaja.

kenapa hubungan tidak mampu bertahan lama

1. Menipu
Menipu adalah "pembunuh" utama dalam sebuah perhubungan. Ia umpama ledakan gunung berapi yang meletus hebat. Ada yang menipu untuk "menyelamatkan" sebuah perhubungan, namun mereka tidak mahu hati pasangan terluka. Sesetengah orang tidak dapat menerima bahawa hati mereka telah dipermainkan.
2. Harapan / Kebebasan
Ada pasangan meletakkan harapan yang sangat tinggi kepada pasangannya malah mereka bergantung penuh kepada pasangan. Ada lelaki menyukai hal ini tetapi ada juga yang sebaliknya. Di sinilah timbulnya konflik yang mungkin menyebabkan hubungan terputus di tengah jalan. Ada pula lelaki yang inginkan kebebasan, tetapi dikongkong. Hal-hal beginilah membuatkan perhubungan tersekat.
3. Terlalu Memikirkan Aspek Perkahwinan
Perhubungan yang sihat biasanya berlangsung dalam suasana yang sangat harmonis. Ia perlu diisi dengan kasih sayang dan sikap saling memahami. Bila semua ini ada barulah perhubungan boleh sampai ke peringkat serius. Tapi sesetengah wanita, yang baru saja berkenalan terus saja mengharap akan ia berakhir dengan perkahwinan. Mereka takut jika perhubungan dijalinkan hanya sia-sia sahaja. Jadi kalau timbulnya konflik ini, perhubungan boleh menjadi putus.

4. Mengungkit Hal Yang Lalu
Menjadi kepantangan bagi sesetengah orang untuk mengungkit hal-hal yang lepas. Apatah lagi jika mengungkit akan kekasih lama. Belajarlah dari kesilapan, jangan mengungkit kisah lalu kalau anda sayangkan perhubungan.
5. Berbeza Pendapat
Dalam menjalin sebuah perhubungan, perbezaan pendapat memang sering terjadi. Kita mempunyai idea yang berbeza dengan pasangan dan hal-hal inilah yang membuatkan pasangan sering berbalah. Ada yang mempunyai cita-cita tetapi tidak dapat ditunaikan hanya kerana pasangan tidak mengizinkan. Itu adalah antara perkara yang boleh membantutkan sesebuah perhubungan.
6. Status Yang Tinggi
Ada sesetengah pasangan sangat gembira dengan perhubungan yang dijalinkan. Mereka sangat bahagia namun ada sesetengahnya begitu mementingkan status diri. Mereka memilih pasangan yang dirasakan sangat sesuai dengan diri mereka.
7. Hal-hal Yang Menyakitkan Hati
Ada perkara yang dibuat oleh pasangan memang menyakitkan hati. Malah sanggup melakukan hal-hal bodoh semata-mata mahu menyakiti hati orang lain. Jadi kalau inilah yang terjadi, hubungan anda pasti tidak akan bertahan lama.
8. Kehidupan Yang Sangat Mendesak
Ada sesetengah pasangan memang suka menyusahkan pasangannya. Mereka sering memberikan masalah dengan membuat pelbagai perkara hingga ia menyakiti hati pasangan. Kehidupan yang sangat terdesak ini adakalanya membuatkan perhubungan tidak berlangsung dengan baik.
9. Kawan-kawan dan Keluarga
Tidak mustahil, kawan-kawan dan keluarga juga boleh membuatkan sebuah perhubungan menjadi tidak stabil. Pengaruh dari kawan-kawan dan keluarga boleh mempengaruhi keputusan. Jangan salah sangka, orang yang anda sayang pun boleh terlepas dari tangan jika keluarganya tidak menyukai anda.

6 alasan why sweet to be single

Tidak berteman? Rasa sunyi? Usah harungi detik bersendirian dengan perspektif pesimistik. Berikut adalah antara alasan mengapa single ROCKS!!!
1. Bebas dan berdikariJika terasa ingin membeli belah, jangan fikir lama-lama. Dengan kebebasan yang ada, anda boleh membuat apa sahaja yang anda suka, sama ada menonton wayang romantiks seorang diri atau ke salun kecantikan. Jika teringin mencuba stail rambut baru, pergilah ke salun dan dapatkan nasihat. Bukan sahaja kebebasan ini dapat memberi anda ruang untuk mebuat perkara yang diinginkan, anda juga dapat berkenalan dengan lebih ramai rakan baru tanpa perlu risau boyfriend berasa cemburu.

2. Jadi rakan yang baikSememmangnya tanpa kekasih di sisi, anda mempunyai banyak masa berkualiti bersama rakan-rakan. Anda boleh ke spa bersama-sama dan mengadakan parti di rumah. Bukan sahaja mengeratkan hubungan malah memberi peluang mengenali diri dan rakan. Detik yang dikongsi bersama boyfriend ke padang bola atau futsal boleh digantikan dengan membuat aktiviti yang lebih berfaedah dengan rakan baik.
3. Lebih banyak masa berkualiti di rumahIbu bapa sering terasa keseorangan apabila anak gadis sudah besar dan mempunyai boyfriend terutamanya apabila anak-anak sudah bekerja dan mempunyai rumah sendiri. Kalau single, lebih banyak masa boleh diluangkan bersama mereka di rumah. Sama ada makan malam bersama atau berbual-bual di hujung minggu cukup bermakna kepada kedua-dua ibu bapa anda. Bukan itu sahaja, anda juga boleh membantu ibu mengemas rumah atau menolong ayah mencuci kereta. Hubungan kekeluargaan akan lebih erat.
4. Kuat keuntungan dengan part-timeDengan banyak masa terluang, anda boleh membuat kerja part-time. Bukan sahaja memberi wang lebih malah berpeluang berkenalan dengan orang baru. mungkin anda bertuah bertemu teman baru yang berkongsi minat yang sama.
5. Jimat kosBila berdating, perbelanjaan akan meningkat. Bila single, perbelanjaan boelh dijadikan simpanan dan digunakan untuk aktiviti yang diinginkan seperti melancong ke luar negara dan membeli komputer riba baru. Anda boleh memilih untuk makan fast food dan pulang ke rumah menikmati makanan ibu. Bukan itu sahaja, anda tidak perlu keluarkan bajet untuk hari2 speselseperti hari kekasih, ulang tahun dan sebagainya.
6. Kurang beban tanggungjawabAnda tidak perlu risau sama ada rakan-rakan boyfriend sukakan anda atau tidak. Anda juga tidak perlu risau sama ada ibu bapabya mempunyai impresi positif terhadap anda. Dengan menjadi single, anda hanya perlu bertanggungjawab pada diri sendiri. Segala keputusan terletak di tangan anda dan tak rasa gusar atau bimbang sama ada ia akan merisaukan boyfriend anda.

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | free samples without surveys